Desa-informasi, Barcelona - Citra Real Madrid yang pragmatis dan kerap bermain defensif berkebalikan dengan catatan yang mereka miliki. Faktanya, bersama Barcelona, mereka adalah tim paling subur di Liga Champions musim ini.
Filosofi pragmatis itu sendiri datang dari cara Jose Mourinho menerapkan taktik. Sejak di Chelsea, lalu kemudian di Inter Milan, Mourinho selalu menuntut setiap pemainnya bisa bertahan dengan baik. Tak heran dulu The Blues pernah mendapat label 'Boring, Boring, Chelsea'.
Sementara cara bermain bertahan itu sendiri diterapkan ketika menghadapi Barca pekan lalu di leg I semifinal. Xavi Hernandez bahkan sampai menyebut bahwa Barca dan Madrid punya karakteristik yang berbeda jauh.
Namun, perlu diingat jika Madrid masih punya amunisi lini depan yang mumpuni. Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Gonzalo Higuain kini ketambahan Emmanuel Adebayor. Maka, tentunya bukan sesuatu yang mengherankan melihat catatan berikut.
Madrid sudah menorehkan 24 gol sejak fase grup hingga babak perempatfinal lalu. Di Liga Champions musim ini, catatan tersebut hanya kalah dari Barca, yang sejauh ini sudah mencetak 26 gol.
Dari 11 pertandingan yang sudah mulai fase grup, Madrid tercatat tiga kali menang dengan skor 4-0. Tiga di antara 11 laga itu diakhiri Madrid dengan menang dengan marjin dua gol atau lebih.
Dengan defisit dua gol dari Barca, Madrid pun butuh gol untuk bisa melaju ke semifinal. Minimal mereka butuh untuk bermain all-out dan menyerang untuk mendapatkan gol-gol itu.
"Mereka harus mengeluarkan segalanya dan bermain lebih ngotot," ujar Xavi di Reuters.
Hanya saja, bermain terbuka menghadapi Barca bisa menjadi bumerang. Los Cules yang gemar bermain ofensif dan menguasai bola bisa mengeksploitasi Los Blancos. Ingat, Madrid pernah dihantam 0-5 pada pertemuan pertama di La Liga musim ini karenanya.
(dtc/roz)
Filosofi pragmatis itu sendiri datang dari cara Jose Mourinho menerapkan taktik. Sejak di Chelsea, lalu kemudian di Inter Milan, Mourinho selalu menuntut setiap pemainnya bisa bertahan dengan baik. Tak heran dulu The Blues pernah mendapat label 'Boring, Boring, Chelsea'.
Sementara cara bermain bertahan itu sendiri diterapkan ketika menghadapi Barca pekan lalu di leg I semifinal. Xavi Hernandez bahkan sampai menyebut bahwa Barca dan Madrid punya karakteristik yang berbeda jauh.
Namun, perlu diingat jika Madrid masih punya amunisi lini depan yang mumpuni. Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Gonzalo Higuain kini ketambahan Emmanuel Adebayor. Maka, tentunya bukan sesuatu yang mengherankan melihat catatan berikut.
Madrid sudah menorehkan 24 gol sejak fase grup hingga babak perempatfinal lalu. Di Liga Champions musim ini, catatan tersebut hanya kalah dari Barca, yang sejauh ini sudah mencetak 26 gol.
Dari 11 pertandingan yang sudah mulai fase grup, Madrid tercatat tiga kali menang dengan skor 4-0. Tiga di antara 11 laga itu diakhiri Madrid dengan menang dengan marjin dua gol atau lebih.
Dengan defisit dua gol dari Barca, Madrid pun butuh gol untuk bisa melaju ke semifinal. Minimal mereka butuh untuk bermain all-out dan menyerang untuk mendapatkan gol-gol itu.
"Mereka harus mengeluarkan segalanya dan bermain lebih ngotot," ujar Xavi di Reuters.
Hanya saja, bermain terbuka menghadapi Barca bisa menjadi bumerang. Los Cules yang gemar bermain ofensif dan menguasai bola bisa mengeksploitasi Los Blancos. Ingat, Madrid pernah dihantam 0-5 pada pertemuan pertama di La Liga musim ini karenanya.
(dtc/roz)
0 komentar:
Posting Komentar