CSS Drop Down Menu by PureCSSMenu.com
www.Desa-Informasi.blogspot.com - New! - DESA INFORMASI kini dapat di akses dari seluler anda, di alamat: http://desa-informasi.blogspot.com/?m=1
a

22 Apr 2011

Serajah NII

Jakarta - Isu Komandemen Wilayah (KW) 9 Negara Islam Indonesia (NII) kembali meruyak pasca linglungnya Liana Febriani alias Lian.

Mustofa B Nahrawardaya, Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), mensinyalir, aparat sengaja memelihara isu NII untuk digunakan sebagai wahana penutup terhadap kasus lain yang menjadi sorotan masyarakat.

“Jika anda familiar dengan istilah NII (Negara Islam Indonesia), wajar saja. Karena pemerintah melalui berbagai cara sukses melakukan propaganda bahaya laten NII,” pendapatnya dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Kamis (14/4/2011).

Menurutnya, tidak seperti isu PKI yang kini sudah mulai berlalu, isu NII tampaknya akan terus digelindingkan dengan bermacam latar belakang tujuan.


Imam SM Kartosoewirjo (Alm.), pendiri NII (asli)

Bagaimana Mustofa bisa menyimpulkan demikian? Ada baiknya kita baca pokok pikiran pengurus Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah yang juga staf Ahli DPR RI ini:

1. Semenjak pergantian imam dari Kartosoewirjo kepada para penggantinya sebelum terbentuk Komandemen Wilayah IX (atau lebih dikenal NII KW9), NII sudah tidak lagi murni gerakan NII. Gerakan pembentukan negara di bawah bendera agama Islam itu, sudah disusupi (diinfiltrasi) oleh intelijen. Alhasil, NII bentukan intelijen ini sungguh jauh benar karakternya dengan NII yang semua dirintis Kartosoewirjo, Daud Beureuh, Hingga kepemimpinan NII era saudara Seno/Basyra yang tertangkap aparat sebelum awal tahun 80-an.

2. Dengan sentuhan intelijen, gerakan NII tidak lagi bisa bergerak sesuai tujuan NII semula, karena gerakan NII bentukan intelijen disetting sedemikian rupa sehingga mengubah karakter NII yang berpedoman Al Qur’an dan Hadits menjadi NII modifikasi dengan tujuan merusak citra NII. Banyak simpatisan NII yang kemudian tidak lagi ingin meneruskan menjadi kader NII karena mengira organisasinya sudah keluar dari tujuan.

3. NII bentukan intelijen saat itu, sengaja dipelihara untuk menghabisi NII yang murni. Pembantaian terhadap citra NII, sarat dengan kepentingan politis. Dengan adanya NII bentukan intelijen, sangat mudah mengadu domba masyarakat dengan aktifis NII. Masyarakat pun dibuat jengkel dan marah terhadap NII, karena intelijen terus menerus mengkampanyekan karakter NII yang suka mencuri, membaiat dengan cara khusus, mengkafirkan orang, pengumpulan dana secara massal terselubung, atau perekrutan menggunakan model indoktrinasi. Padahal NII rintisan Kartosoewirjo tidak mengajarkan seperti itu.

4. Upaya propaganda hitam intelijen terhadap NII tidak berhenti hingga kini. Korban-korban rekrutan NII sengaja diciptakan agar mengesankan masih eksisnya NII. Padahal, kepolisian sudah menerima banyak laporan korban rekrutan NII, namun terbukti sampai sekarang polisi juga belum bisa menemukan dan menangkap gembong NII. Patut diduga, aparat sengaja memelihara isu NII untuk digunakan sebagai wahana penutup terhadap kasus lain yang menjadi sorotan masyarakat. Apabila memang serius menghentikan praktek makar NII, pemerintah pasti sudah melibasnya. Termasuk Kapolda Metro Jaya, apabila memang sudah lama mengendus keberadaan NII, segera saja tangkap dan adili dengan fair. Pembiaran ngambangnya isu NII sama persis dengan pembiaran isu terorisme yang bertujuan untuk menyambut propaganda anti radikalisme agama oleh Amerika.

5. Kesimpulannya, NII yang ada saat ini tidak lain tidak bukan adalah “NII KW1″ (baca: NII Kwalitas Nomor 1) alias NII kloningan yang pola indoktrinasi, perekrutan, struktur, kepemimpinan, dan pola publikasinya, dilakukan sangat mirip dengan aslinya. Masyarakat awam yang menjadi korban perekrutan akan mengira ini adalah ulah NII. Padahal bukan.

SM Kartosoewirjo, dgn latar belakang Bendera NII 

“Tidak hanya ada merek tas lokal dengan sebutan produk KW1, namun kini pun ada NII KW1 yang sulit membedakan dengan NII aslinya. Maka dari itu, seandainya ada anggota keluarga yang konon menjadi korban perekrutan NII dengan ciri-ciri linglung, atau bicaranya ngelantur soal pria berjenggot, soal pengajian, soal ustadz, soal jamaah, soal NII,….eits, jangan langsung menuduh itu kerjaan NII. Kasihan NII aslinya. Sudah tidak ada, masih juga difitnah. Kasihan kan?” tutupnya.


(nrl/vta)
Catatan: Gambar diperoleh dari berbagai sumber di Internet.
sumber: detik.com



0 komentar:

Posting Komentar

Loading
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger